Harmoni Budaya di Surabaya: Mahasiswa dan Dosen Asing Belajar Angklung, Gamelan, Hingga Klepon di YPPI Schools

Surabaya (KABAR SURABAYA) – Surabaya kembali menjadi saksi pertemuan budaya lintas bangsa. Puluhan mahasiswa dan dosen asing dari berbagai negara datang ke YPPI Schools, Jl. Sutorejo Utara 1/2-6 Surabaya, untuk merasakan langsung kekayaan budaya Indonesia.
Kunjungan ini merupakan bagian dari Community and Technological Camp (CommTECH) Highlight 2025, hasil kerja sama antara Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan YPPI Schools. Para tamu istimewa disambut dengan rangkaian pertunjukan seni, kuliner, dan permainan tradisional yang menggambarkan kehangatan serta keberagaman budaya Indonesia.
Acara dibuka dengan Tari Remo, tarian penyambutan khas Jawa Timur yang dibawakan siswa SD YPPI-IV dengan penuh ekspresi. Para tamu asing tampak terpukau dengan gerakan dinamis dan busana tradisional yang anggun.
Tak berhenti di situ, suasana semakin meriah dengan sambutan permainan pianika dari siswa-siswi YPPI Preschool, Tari Kendang dari siswa SD YPPI-V, dan Tari Jaranan dari SMP YPPI-3. Setiap penampilan menghadirkan nuansa berbeda, seakan mengajak tamu asing menelusuri keberagaman budaya dari berbagai daerah di Indonesia.
Para mahasiswa dan dosen asing kemudian diajak terlibat langsung dalam aktivitas budaya yang dipandu oleh siswa YPPI Schools.
Mereka dibagi dalam kelompok untuk belajar memainkan gamelan dan angklung, dua alat musik tradisional dari Jawa dan Sunda yang sarat makna kebersamaan. Meski awalnya canggung, suasana berubah hangat saat harmoni nada mulai tercipta.
Kegiatan berlanjut ke demo kuliner tradisional. Klepon, jajanan pasar khas Jawa berbentuk bulat hijau berisi gula merah cair, menjadi menu utama. Peserta tampak antusias saat mencoba menggulung adonan, mengisi gula merah, hingga mencicipi klepon hangat berbalut parutan kelapa.
Tak kalah seru, mereka juga diperkenalkan dengan permainan tradisional Indonesia seperti Engkle, Dakon, Bekel, dan Lompat Tali. Tawa riang terdengar di halaman sekolah ketika para tamu asing mencoba permainan masa kecil yang sarat makna kebersamaan itu.
Untuk menambah kesegaran, tamu juga disuguhkan teh bunga telang dan lemon tea sebagai welcome drink, memberikan pengalaman rasa yang unik dan berkesan.
Pujiati, S.M., Kepala Divisi Operasional YPPI, menegaskan pentingnya pengalaman langsung dalam memahami budaya.
“Dengan program ini, kami berharap budaya Indonesia bisa dikenang oleh mereka yang datang hari ini. Kami percaya bahwa memahami budaya tidak cukup hanya dari buku. Harus dirasakan, dicicipi, dan dialami langsung,” tutur Pujiati, pada Senin (8/9)
Senada dengan itu, Rony Poerwantoro, S.Si., Kepala SMP YPPI-3, menjelaskan bahwa program ini telah berjalan sejak 2014, meski sempat vakum beberapa tahun.
“Kami mencoba memberikan warna yang berbeda karena kini pembelajaran budaya dikaitkan dengan pembentukan karakter anak. Belajar tidak hanya di ruang kelas, tapi juga melalui interaksi langsung yang menekankan kolaborasi,” jelasnya.
Sementara itu, Wina Ayu Trisnawati, S.P., S.Pd., Kepala SD YPPI-IV, menambahkan bahwa antusiasme siswa dan orang tua sangat tinggi.
“Para mahasiswa asing saja mau belajar budaya kita, kenapa kita tidak bisa mempertahankannya? Kami ingin anak-anak semakin bangga sekaligus bersemangat mengembangkan budaya Indonesia,” ungkapnya.
Kunjungan ini menjadi bukti nyata bahwa budaya Indonesia bukan hanya untuk dinikmati, tetapi juga untuk dibagikan. Melalui musik, tari, kuliner, dan permainan tradisional, Surabaya membuktikan diri sebagai pusat diplomasi budaya yang mampu mempererat persahabatan antarbangsa dengan cara yang hangat, menyenangkan, dan penuh makna.