Reni Astuti Soroti Eks Lokalisasi Moroseneng, Minta Pemkot dan Aparat Komitmen Berantas Prostitusi
Anggota DPR RI Fraksi PKS Reni Astuti.
Surabaya ( KABAR SURABAYA) — Anggota Komisi X DPR RI, Reni Astuti, menyoroti kabar kembali beroperasinya eks lokalisasi Moroseneng di kawasan Surabaya Barat.
Meski kawasan tersebut kini dikabarkan telah diawasi ketat, Reni meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama aparat penegak hukum (APH) untuk tetap menunjukkan komitmen dan ketegasan mutlak dalam memberantas praktik prostitusi.
Menurutnya, penutupan lokalisasi merupakan langkah yang sejalan dengan berbagai predikat positif yang disandang Kota Surabaya — mulai dari Kota Ramah Anak, Kota Literasi, Kota Sehat, hingga Kota Green and Clean.
“Banyak sekali titel yang disandang oleh Surabaya. Potensi kota ini luar biasa. Oleh karena itu, kabar terkait kembali beroperasinya prostitusi di wilayah Surabaya Barat tentu menjadi hal yang sangat disayangkan dan tidak diinginkan masyarakat,” ujar Reni, Jumat (24/10/2025).
Reni meyakini seluruh warga Surabaya menolak keras kembalinya bisnis esek-esek di wilayah tersebut. Ia pun menyatakan kepercayaan penuh kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi untuk memperketat pengawasan.
Di sisi lain, Reni menyerukan agar seluruh elemen masyarakat kompak dan konsisten menolak segala bentuk prostitusi.
“Kalau pun masih ada ditemukan prostitusi, maka semua elemen harus kompak, sama-sama konsisten, sama-sama komit bahwa kita tolak segala bentuk prostitusi di Surabaya,” tegasnya.
Seperti diketahui, kawasan eks lokalisasi Moroseneng telah bertransformasi menjadi kawasan publik dengan berbagai fasilitas, seperti taman baca masyarakat, kantor MUI, rumah ibadah, hingga rumah padat karya.
Reni pun mengingatkan agar pemerintah dan aparat menjaga konsistensi serta merawat hasil pembangunan tersebut. Sebab, ketidaktegasan bisa membuka peluang bagi pihak tak bertanggung jawab untuk kembali menghidupkan praktik ilegal itu.
“Kalau kita tidak kompak, tidak tegas, ya prostitusi bisa masuk,” ujarnya.
Lebih lanjut, Reni menilai keberadaan prostitusi dapat berdampak buruk bagi anak-anak, apalagi Moroseneng berada di kawasan padat penduduk. Ia juga mendorong masyarakat untuk aktif melapor jika menemukan indikasi adanya praktik prostitusi.
“Tanggung jawab pemerintah daerah dan aparat keamanan sangat besar. Di era yang serba terbuka ini, masyarakat bisa bersuara kapan saja. Jadi, jangan tunggu viral dulu baru diintervensi,” tandasnya.
Menutup pernyataannya, Reni memberi apresiasi tinggi kepada mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang dulu berhasil menutup lokalisasi besar seperti Dolly dan Moroseneng.
“PR-nya sekarang adalah bagaimana menumbuhkan kesejahteraan masyarakat di kawasan tersebut. Saya yakin Pak Eri Cahyadi, yang punya konsen besar dalam peningkatan kesejahteraan, bisa mengawal ini. Terlebih sektor pendidikan dan kesehatan di Surabaya sudah berjalan luar biasa,” pungkasnya.
