Yuga Pratisabda : Pengurangan Anggaran Damkar Tak Boleh Ganggu Prioritas Keselamatan Warga Surabaya
Anggota Komisi B DPRD Surabaya Yuga Pratisabda Widyawasta.
Surabaya ( KABAR SURABAYA) – Rencana pengurangan anggaran sebesar Rp22 miliar pada Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Kota Surabaya tahun anggaran 2025 mendapat sorotan dari Anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya, Yuga Pratisabda Widyawasta.
Menurutnya, apapun kebijakan penyesuaian anggaran yang dilakukan Pemkot, keselamatan masyarakat Surabaya harus tetap menjadi prioritas utama.
“Kita bicara tentang keselamatan warga. Jadi jangan sampai pengurangan anggaran membuat kesiapan Damkar berkurang. Ini soal nyawa, bukan sekadar angka,” tegas Yuga, Jumat (24/10/2025).
Ia menjelaskan, pengurangan anggaran tersebut bukan berarti adanya pemangkasan fasilitas, melainkan akibat perubahan struktur pembiayaan pegawai. Sebagian besar dana yang berkurang berasal dari belanja pegawai honorer yang kini telah beralih menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).
“Komponen paling besar dari pengurangan itu karena gaji petugas kini ditanggung oleh BKPSDM, bukan lagi oleh Dinas Damkar. Jadi ini murni penyesuaian administrasi,” jelasnya.
Meski begitu, Yuga mengingatkan agar perubahan tersebut tidak berdampak pada operasional maupun perlengkapan petugas di lapangan. Ia menilai peran Damkar Surabaya sangat vital, bukan hanya bagi kota sendiri, tetapi juga bagi daerah lain di Jawa Timur yang sering meminta bantuan saat terjadi bencana kebakaran besar.
“Surabaya ini pusatnya peralatan kebakaran di Jawa Timur. Banyak daerah yang mengandalkan bantuan dari kita. Maka keselamatan warga Surabaya dan daerah sekitar harus tetap jadi prioritas,” ujarnya.
Yuga juga menekankan pentingnya memastikan perlengkapan petugas selalu dalam kondisi terbaik, termasuk ketersediaan seragam cadangan dan alat pelindung diri. Menurutnya, petugas sering kali kembali bertugas tak lama setelah memadamkan api, sementara pakaian dan perlengkapannya belum kering.
“Setelah pemadaman, seragam pasti basah. Kadang belum sempat ganti sudah ada panggilan lagi. Jadi hal seperti ini jangan diabaikan,” kata Yuga.
Ia menolak keras wacana penggunaan peralatan bekas untuk mendukung operasional Damkar.
“Untuk urusan keselamatan, jangan kompromi. Semua perlengkapan harus dalam kondisi terbaik, kalau bisa baru. Barang bekas bukan solusi untuk penyelamatan nyawa,” tegasnya.
Meski ada pengurangan di beberapa pos, Yuga mengapresiasi adanya program penambahan armada mobil pemadam baru berkapasitas 3.000 liter yang akan memperkuat pos-pos Damkar di kecamatan. Ia berharap, melalui pengelolaan yang cermat dan efisien, Surabaya tetap tangguh dan siap melindungi warganya dari berbagai situasi darurat.
“Anggarannya boleh disesuaikan, tapi komitmen menjaga keselamatan masyarakat tidak boleh berkurang,” pungkasnya.
