Ajeng Wira Wati Tegaskan Pentingnya Transparansi Anggaran Kesehatan 2026

Anggota Komisi D DPRD Surabaya Ajeng Wira Wati,

Surabaya ( KABAR SURABAYA) – Pembahasan Raperda APBD Kota Surabaya Tahun Anggaran 2026 kembali diwarnai sejumlah catatan kritis dari kalangan dewan. Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Ajeng Wira Wati, meminta Dinas Kesehatan memberikan penjelasan rinci terkait sejumlah program prioritas, terutama yang memiliki anggaran besar dan menyangkut pelayanan kesehatan masyarakat.

Dalam rapat bersama Dinas Kesehatan yang digelar Selasa (21/10/2025) dan dihadiri perwakilan Bappedalitbang, BPKAD, serta Bapenda, Ajeng menyoroti kelanjutan pembangunan shelter TBC yang sempat dibahas dalam perencanaan sebelumnya.

“Tahun 2026 nanti, untuk pembangunan shelter TBC, apa masih ada? Ini dulu sempat kita bahas,” ujarnya.

Menurutnya, keberadaan fasilitas tersebut penting untuk memperkuat penanganan kasus tuberkulosis (TBC) yang hingga kini masih tinggi di Kota Surabaya.

Ajeng juga menyoroti program nomor 32 yang tercatat memiliki anggaran Rp20 miliar. Ia meminta agar penggunaan dana sebesar itu dijelaskan secara terbuka agar publik memahami arah kebijakan kesehatan daerah.

“Anggarannya besar sekali, Rp20 miliar. Ini untuk apa? Harus jelas penggunaannya,” tegasnya.

Tekankan Transparansi dan Data Penanganan Stunting

Selain soal shelter, Ajeng turut menyoroti program penanganan stunting yang disebutkan dalam program nomor 36 dan 41. Ia menilai perlu adanya rincian yang lebih jelas, baik mengenai bentuk bantuan, jumlah penerima, maupun total anggaran yang digunakan.

“Untuk stunting ini, tolong dijelaskan bantuan apa saja yang diberikan. Dari 14 jadi berapa, dan total dananya berapa?” katanya.

Ia menegaskan, transparansi dan kejelasan data sangat penting agar program penanganan stunting berjalan efektif dan tepat sasaran.

Ajeng menutup dengan mengingatkan agar setiap program yang direncanakan Pemkot Surabaya benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat.

“Perencanaan anggaran harus terarah dan berdampak langsung. Jangan hanya sekadar formalitas atau mengejar target angka,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *