Lia Istifhama Soroti Kasus Pesta Sejenis di Surabaya: “Ini Alarm Krisis Moral Generasi Muda”
Lia Istifhama Anggota DPD RI.
Surabaya (KABAR SURABAYA)– Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Jawa Timur, Lia Istifhama, menyampaikan keprihatinan mendalam atas pengungkapan kasus pesta sejenis yang melibatkan 34 pria di sebuah hotel di Surabaya.
Menurutnya, peristiwa tersebut bukan sekadar pelanggaran hukum atau norma sosial, melainkan tanda serius tergerusnya moral generasi muda di tengah derasnya arus globalisasi dan modernisasi.
“Ini realita yang sangat memprihatinkan. Kita sedang bicara tentang generasi emas Indonesia — tentang bagaimana bangsa ini bisa menjadi kuat secara moral dan mental. Jika moral anak bangsa rusak, maka masa depan negara ikut terancam,” ujar Lia Istifhama, Senin (20/10).
Senator yang akrab disapa Ning Lia itu menegaskan, fenomena perilaku sesama jenis bukan hanya persoalan sosial, tetapi juga berkaitan dengan kondisi kejiwaan yang memerlukan perhatian serius dari semua pihak.
Ia menilai, maraknya perilaku menyimpang di masyarakat mencerminkan lemahnya pendidikan moral dan spiritual, baik di lingkungan keluarga maupun sosial. Berbagai kasus kriminal yang melibatkan hubungan sejenis, lanjutnya, menunjukkan adanya dampak psikologis yang tidak dapat diabaikan.
“Banyak kejadian yang menunjukkan, ketika hubungan sesama jenis berakhir, sebagian justru terjerumus ke tindakan ekstrem seperti pembunuhan atau mutilasi. Ini sangat menegangkan dan menjadi alarm bagi kita semua,” tegasnya.
Ning Lia juga mengajak para orang tua agar lebih peka terhadap perkembangan anak-anaknya dan aktif dalam menjaga mereka dari pengaruh lingkungan negatif. Ia menekankan pentingnya komunikasi terbuka serta pendidikan karakter sejak dini.
“Saya mohon kepada para orang tua di mana pun berada, mari bersama-sama kita jaga anak-anak kita. Jangan biarkan mereka terjerumus dalam perilaku menyimpang. Ini bukan hanya tentang larangan agama, tetapi juga tentang kesehatan mental dan masa depan mereka,” imbau Lia.
Selain itu, Lia menyampaikan pesan khusus kepada individu yang berada dalam komunitas LGBT agar tidak menyeret orang lain ke dalam situasi yang sama. Menurutnya, sebagian dari mereka bisa jadi merupakan korban dari pengalaman kelam di masa lalu, seperti kekerasan seksual atau trauma masa kecil.
“Kami paham, sebagian dari mereka mungkin pernah menjadi korban. Tapi jangan menjadikan orang lain korban baru. Dari 34 orang yang ditangkap di Surabaya itu, bisa jadi tidak semuanya pelaku, ada yang mungkin dijebak atau tidak tahu-menahu. Ini yang harus kita waspadai,” pungkasnya.
