Patroli “Jogo Kampung” GP Ansor Jambangan : Mengawasi dan Mengedukasi Warga untuk Tidak Terprovokasi Hoaks

SURABAYA(KABARSURABAYA) – Aksi pembakaran gedung di sejumlah daerah yang dilakukan oleh pengunjukrasa telah membuat keresahan bagi warga. Langkah antisipasi kerusuhan dan keterlibatan warga terutama anak-anak usia remaja, Ansor Jambangan melakukan patroli “Jogo Kampung” mendatangi simpul-simpul kerumunan warga.

“Rek, jangan terprovokasi konten hoaks atau ajakan demo. Lihat kemarin, yang melakukan pembakaran gedung terus melawan petugas di sejumlah daerah rata-rata anak-anak yang masih sekolah.” ujar Ahmad Rifai salah satu Pengurus Ansor Kecamatan Jambangan, Surabaya (02/09/2025.

Jambangan sebagai batas wilayah dengan Kabupaten Sidoarjo sangat berpotensi provokasi untuk menggelar aksi unjukrasa kembali. Oknum-oknum orang tak dikenal yang bergerak menuju Surabaya akan menghindari jalur utama, dan lebih memilih jalan alternatif.

“Batas kota, sangat rawan. Wis yo jangan terpengaruh ya dulur. Jogo kampunge awakdewe yo,” katanya saat sosialisasi ke anak-anak muda di Warung Kopi wilayah Pagesangan.

Selain anak-anak remaja, ajakan menjaga wilayah masing-masing juga disampaikan ke para orang tua di wilayah tersebut. 

Menurut data dari Polda Jawa Timur, para pelaku yang melakan pembakaran Gedung Negara Grahadi dan Polsekta Tegalsari sebanyak 580 orang diamankan dan yang menjalani proses hukum 89 orang. Sementara, 12 orang masih dalam pemeriksaan dan 479 orang dipulangkan.

“Ibu-ibu ayo anaknya diawasi, paling mudah mereka terpengaruh ajakan di media sosial. Dicek ya HP nya anak-anak agar tidak ikut-ikut demontrasi yang tidak tahu siapa yang bertanggungjawab. Dukung pemerintah untuk membuat adem Surabaya dan Jawa Timur,” tambahnya.

Kedatangan rombongan Ansor dan Banser berkeliling dengan menggunakan sepeda motor membuat terkejut warga dan banyak yang bersimpatik. 

“Nah bener ini, awakdewe senang kalau disambangi, dan diberitahu perkembangan setelah peristiwa kemarin. Biasanya hanya lewat HP saja. Jadi tidak tahu mana yang benar dan tidak,” ungkap Ibu Sumiati warga Pagesangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *