Surabaya Siap Raih Predikat Kota Sehat, DPRD Dorong Perubahan Pola Hidup Warga dan Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan

Ketua Komisi D DPRD Surabaya Dr. Akmarawita Kadir.
Surabaya (KABAR SURABAYA)– Setelah sukses meraih predikat Kota Ramah Anak, kini Pemerintah Kota Surabaya bersiap menoreh prestasi baru dengan mengikuti verifikasi menuju predikat Kota Sehat Nasional. Gelar ini bukan hanya soal kebersihan atau kesehatan fisik masyarakat, tetapi juga mencerminkan bagaimana kota mampu membangun budaya hidup sehat dan lingkungan yang berkelanjutan.
Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya, dr. Akmarawita Kadir, menjelaskan bahwa verifikasi Kota Sehat dilakukan secara terpadu antara DPRD, Pemkot, dan berbagai organisasi perangkat daerah (OPD). Ia menilai, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci untuk memastikan seluruh indikator penilaian dapat terpenuhi dengan baik.
Sejumlah capaian menjadi modal kuat Surabaya, di antaranya kepemilikan jamban keluarga yang telah mencapai 100 persen serta peningkatan sistem pengelolaan sampah rumah tangga. DPRD juga mendorong agar Pemkot memperluas penerapan sistem pemilahan sampah di 700 RW. Menurut dr. Akmarawita, sampah tidak seharusnya langsung dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA), tetapi perlu diolah terlebih dahulu melalui komposter atau TPS 3R di 12 titik yang sudah tersedia sebelum dibawa ke TPA Benowo.
“Jika pengelolaan sampah tidak dilakukan dengan baik, bukan hanya akan menimbulkan gunungan sampah, tapi juga memunculkan bakteri dan bau tak sedap. Karena itu, penting bagi pemerintah untuk menjadikan ini prioritas serta menjalin kerja sama dengan pihak swasta maupun daerah lain,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa upaya mewujudkan kota sehat tidak akan berhasil tanpa perubahan pola pikir masyarakat. Edukasi berkelanjutan di sekolah, komunitas, dan lingkungan menjadi bagian penting agar warga terbiasa memilah sampah, membawa tumbler, serta mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
Program Kota Sehat melibatkan banyak instansi, mulai dari bidang kesehatan, lingkungan, sanitasi, pendidikan, sosial, hingga peran lembaga swasta. Koordinasi yang lemah dapat menimbulkan tumpang tindih tugas antarinstansi, sehingga dibutuhkan komunikasi yang kuat dan kepemimpinan yang solid.
Verifikasi Kota Sehat Nasional bukanlah sekadar penghargaan simbolik, tetapi tolok ukur bahwa Surabaya mampu menyeimbangkan pembangunan fisik, lingkungan, dan kesehatan masyarakat. Melalui sinergi antara pemerintah, DPRD, lembaga masyarakat, dan warga, Surabaya memiliki peluang besar untuk menorehkan prestasi sekaligus menghadirkan transformasi sosial yang nyata.
Namun perjalanan menuju kota yang sehat dan berdaya saing ini tidak mudah. Diperlukan keberanian untuk terus berbenah, melakukan introspeksi, dan mengambil langkah nyata agar visi Kota Sehat benar-benar menjadi bagian dari kehidupan warga, bukan sekadar slogan.