Zuhrorul Mar’ah Nilai Sistem Zonasi di Surabaya Belum Efektif, tapi Dorong Pemerataan Mutu Pendidikan
Anggota Komisi D DPRD Surabaya Zuhrotul Mar’ah
SURABAYA ( KABAR SURABAYA) — Penerapan sistem zonasi di Kota Surabaya dinilai belum sepenuhnya berjalan efektif. Meski begitu, kebijakan ini tetap membawa sejumlah manfaat penting dalam mendorong pemerataan akses pendidikan di wilayah perkotaan.
Hal itu disampaikan oleh anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, dr. Zuhrorul Mar’ah, usai menghadiri rapat koordinasi bersama Dinas Pendidikan dan sejumlah kepala puskesmas di Balai Kota Surabaya, Selasa (4/11/2025).
Dokter lulusan Universitas Brawijaya tersebut menjelaskan bahwa secara prinsip, sistem zonasi memberikan banyak keuntungan, terutama dari sisi efisiensi, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat.
“Dengan zonasi, polusi udara bisa berkurang karena anak-anak tidak perlu menempuh jarak jauh ke sekolah. Dari sisi keamanan dan biaya juga lebih hemat karena siswa dapat bersekolah di lingkungan tempat tinggalnya,” ujar Zuhrorul.
Ia menambahkan, sistem zonasi juga mempermudah pemerintah dalam menyalurkan program beasiswa bagi keluarga kurang mampu. Dengan data domisili yang jelas, kebutuhan setiap wilayah dapat dipetakan lebih akurat.
“Kalau distribusi siswa sudah jelas berdasarkan zonanya, maka beasiswa bisa disalurkan lebih tepat sasaran,” terangnya.
Meski demikian, Zuhrorul mengakui bahwa pelaksanaan sistem zonasi di Surabaya masih menghadapi sejumlah kendala karena adanya beberapa pengecualian, seperti siswa berprestasi, penghafal Al-Qur’an, dan siswa pindahan dari luar daerah.
“Kasus seperti itu tentu perlu mendapat pertimbangan khusus. Jadi pelaksanaannya belum bisa murni seratus persen,” imbuhnya.
Zuhrorul kemudian membandingkan dengan penerapan sistem zonasi di negara maju seperti Jepang dan Belanda, yang telah lama menerapkan sistem tersebut secara konsisten tanpa pengecualian.
“Di sana, anak-anak benar-benar bersekolah di wilayah tempat tinggalnya. Tujuannya agar mereka tumbuh dalam lingkungan yang aman, nyaman, dan memiliki rasa kebersamaan yang kuat,” katanya.
Lebih jauh, Zuhrorul menegaskan bahwa sistem zonasi bukan sekadar pengaturan jarak antara rumah dan sekolah, tetapi juga upaya untuk memastikan pemerataan kualitas pendidikan di seluruh wilayah.
“Kalau mutu sekolah sudah merata, orang tua tidak akan lagi mempersoalkan jarak atau status favorit. Semua sekolah bisa menjadi tempat belajar yang membanggakan,” pungkas politisi Komisi D DPRD Kota Surabaya itu.
