Beton ‘Precast’ Tawarkan Efisiensi dan Ramah Lingkungan
SIDOARJO (KABARSURABAYA.COM) – Dunia modern menyukai kepraktisan dan efisiensi. Teknologi beton pracetak (precast) mampu menjawab tuntutan itu. Kehadiran beton precast menawarkan kepraktisan, efisiensi waktu, serta ramah lingkungan, sehingga semakin diminati dalam dunia konstruksi.
Mohammad Fajar Daniel, Manager Precast Plant PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) Prambon, mengatakan hal itu dalam acara Media Site Visit ke pabrik WSBP di Jl. Soedarmo KM 36 Desa Kedungwonokerto, Kec. Prambon, Kab. Sidoarjo, Rabu (10/7/2024) siang.
WSBP adalah anak dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk., yang bergerak dalam industri manufaktur beton precast dan readymix untuk keperluan proyek jalan tol, jembatan, gedung bertingkat tinggi, hingga revitalisasi sungai.
Dijelaskan, dengan menggunakan precast dalam sebuah proyek infrastruktur maupun konstruksi terbukti dapat menghasilkan efisiensi waktu, karena pengerjaan lebih praktis. Saat dikirim ke lokasi proyek, precast sudah dalam bentuk jadi, sehingga memudahkan pemasangannya. Tinggal pasang, seperti layaknya permainan lego.
“Dengan precast, untuk pekerjaan jalan raya atau jembatan layang, kita tidak perlu menutup jalan, karena dapat dikerjakan dengan bergantian, separuh jalan-separuh jalan. Juga tidak perlu menunggu kering, begitu terpasang dapat langsung digunakan.” kata orang asli Madiun ini.
Beton precast memiliki sejumlah keunggulan dibanding metode beton in situ (pengecoran di tempat). Meskipun dalam segi biaya, beton precast relatif lebih mahal tetapi precast lebih cepat pengerjaannya. Juga tidak ada ceceran semen di areal proyek, karena precast telah mempertimbangkan aspek industri hijau.
“Precast kami sudah ramah lingkungan. Bahan semen sudah dikurangi, tanpa mengorbankan mutu. Caranya dengan menambahkan fly ash (abu halus residu dari pembakaran batu bara yang sudah rendah kadar karbonnya) dan CR93 dalam proses produksi,” ujar Fajar.
Meskipun demikian dirinya mengakui bahwa precast juga memiliki keterbatasan, jika dibandingkan dengan besi baja. Pada proyek jembatan, bentangan besi baja dapat dipasang lebih panjang daripada beton precast. Kondisi tanah juga berpengaruh. Untuk kondisi tanah yang keras, penggunaan besi baja dipandang lebih cocok daripada tiang pancang precast. Pada kawasan dengan kontur perbukitan dan lokasinya sulit dijangkau kendaraan pengangkut precast, maka beton in situ dinilai lebih pas. “Misalnya untuk proyek di IKN, kebanyakan kami kerjakan dengan cara cor in situ,” ujarnya.
Berbagai jenis precast diproduksi WSBP Prambon, di antaranya yang populer dan banyak pemesannya adalah spun pile (tiang pancang/paku bumi bulat) dengan kapasitas produksi mencapai 35%, Girder (balok beton ramping) sebanyak 31%, CCSSP (slup untuk lereng) sebanyak 11%, square piles (tiang pancang persegi) sebanyak 19%, dan produk lainnya 13%. Kapasitas produksi WSBP mencapai 181.725 ton per tahun atau 15.143 ton per bulan.
Sekarang perusahaan jasa konstruksi ini telah telah mendistribusikan produk precast untuk proyek-proyek besar, di antara untuk proyek jalan tol Probolinggo-Banyuwangi, tol Soli-Ngawi-Kertosono, girder untuk Ibukota Nusantara (IKN), saluran jalan western ring road Denpasar, saluran drainase Gunungsari Surabaya, termasuk — yang sedang on going– menyelesaikan spun pile pesanan dari RSUD Sidoarjo.
Precast Plant WSBP Prambon tampak berupaya menghasilkan produk berkualitas tinggi yang memenuhi standar mutu nasional dan internasional. Menerapkan sistem Quality dan HSE (health safety, environment) yang ketat serta memberi perhatian khusus pada aspek keselamatan dan kesehatan pekerja, serta kelestarian lingkungan. (rio)